Belopainfo – Pekan Budaya Sengerenna Luwu II yang akan digelar pada 23-26 Januari 2022 akan dimeriahkan dengan permainan rakyat, salah satunya adalah permainan tradisional Gasing.
Kepala Dinas Pariwisata Kabulaten Luwu Tandiraja mengatakan bahwa permainan tradisional ini merupakan ciri khas masyarakat Luwu, tidak hanya dari kalangan anak-anak, tapi juga orang tua.
Permainan gasing, masih dapat ditemukan di desa-desa, seperti yang ada di Desa Marinding dan Desa Kadong-Kadong Kecamatan Bajo Barat, dan di desa-desa yang ada di Kabupaten Luwu.
Melihat perkembangan zaman, permainan kini didominasi oleh gadget (Handphone), sehinga tak banyak lagi generasi milenial yang mahir memainkan permainan tradisional satu ini.
Untuk memberikan edukasi kepada generasi milenial dalam melestarikan permainan tradisional, Relawan Pekan Budaya Sengerenna Luwu menjadikan permainan Gasing sebagai salah satu lomba yang akan dimainkan di Pekan Budaya nantinya.
“Permainan rakyat, harus tetap dilestarikan, kita yang sadar hari ini harus mengangkat kembali hal-hal yang berkaitan dengan budaya kita di Tana Luwu,” tegas Kadis Pariwisata Tandiraja.
Kilas Balik Tentang Permainan Gasing
Gasing sebagai salah satu permainan tradisional orang Melayu sudah dikenal sejak dulu. Gasing sendiri terbuat dari kayu stigi yang tumbuh di daerah pesisir. Kayu ini bertekstur keras dan cocok untuk dibuat gasing, namun kayu ini susah didapat. Selain itu adapula kayu Asam juga biasa digunakan untuk membuat gasing karena mudah didapat dan cukup kuat.
“Untuk membuat gasing, biasanya dipilih kayu yang tahan dan kuat, sehingga ketika dimainkan tidak mudah pecah,” terang Kadis Pariwisata Tandiraja
Cara membuatnya, kayu dikikis menjadi bentuk gasing. Untuk talinya dulu berasal dari kulit pohon Bebaru yang tumbuh di pantai, namun sekarang tali gasing bisa digunakan dengan tali nilon. Panjang tali sekitar dua meter. Permainanan gasing terus berkembang hingga sekarang.
Gasing sendiri memiliki tiga bagian penting, yakni kepala, badan kemudian ujung bawa gasing. Di bagian bawah dibuat lekukan yang berfungsi untuk tali gasing.
“Gasing memiliki beberapa bentuk, ada gasing jantung bentuknya seperti jantung pisang, gasing piring seperti bentuk piring, dan gasing berembang, gasing berukuran kecil,” jelas Tandiraja.
Untuk keseimbangannya, gasing diberikan paksi (besi yang diletakkan dibagian bawah gasing untuk keseimbangan) sehingga ketika diputar diatas lantai atau tanah, gasing akan seimbang. Seiring dengan perkembangan zaman, selain terbuat dari kayu kini gasing juga dibuat dengan plastik dan bahan lainnya.
Penulis: Ysf