Belopainfo — Kepala Desa Murante Harun Mahdin memberikan komentar terkait Hammad (56) warganya yang tinggal rumah tak layak huni. Menurutnya, Hammad yang sudah berusia paruh baya itu masih kuat dan mampu, tapi masa bodoh.
“Kami dengang pihak pendamping Sosial telah kerja, terkait satu warga itu masih kuat tapi terkesan masa bodoh, susah urus dirinya dan susah juga diurus, senang tinggal di situ dia punya keluarga dan sudah ada upaya,” ujarnya saat dikonfirmasi via whatshapp.
Harun mengatakan, selama ini pemerintah desa selalu menperhatikan warganya, termasuk Hammad yang tinggal sebatang kara, beberapa bantuan termasuk sebagai penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT).
“Selama ini selalu kita perhatikan, kalau bukan BLT DD, ada dari Bansos, mengenai bedah rumah tidak serta merta tentu ada syarat,” sebut Kepala Desa Murante.
Selain itu, Harun juga menilai, meski kondisi rumah Hammad sudah tak layak huni, tapi Hammad masih kuat dan mampu ditambah tak ada yang dibiayai karena dia hanya sebatang kara, karena tak memiliki keturunan dari istrinya yang juga sudah meninggal dunia.
“Betul dia sebatang kara, tapi dia masih “malassi” (kuat) bagai tarsan, “tombang mariri”, bisa “tumeka” (memanjat) beternak, maddale (beruntung), apa lagi taena biayai (tidak ada yang dibiayai), bisa tidur nyenyak,” curaian Harun.
Harun juga menanggapi terkait informasi yang beredar, bahwa dirinya merasa dipojokkan setelah informasi tentang kondisi Hammad yang tinggal di rumah tak layak huni menguak di publik pada 9 September 2022 lalu.
“Hanya kita yang pusing liat dia (Hammad), ini peliput enak menulis, Allah yang menilai, kita yang terpojok,” tutup Harun Mahdin.
Harun menjelaskan, sebelumnya dia (Hammad) berstatus warga Lingkungan Kel, Suli, sewaktu isrinya masih hidup dan dia tinggal di batas antara Lurah dan Desa Murante.
“Kami perihatin, akhirnya kami ajak pindah dan upaya kami urus BPJS dan memasukkan sebagai penerima KPM, BLT DD, dan telah mengusul ke pendamping sos, dan juga bedah rumahnya, dan ini insya Allah semoga disetujui Musdes tahun 2023, husus ini melalui DD akan di RTLH, kami sadar yang pertama berat, tapi ini tentang kita semua,” jelasnya.
Selain itu, Harun menilai bahwa untuk mendapatkan beda rumah harus memiliki tanah sendiri, bukan status warisan, sehingga menurutnya, Hammad sulit untuk mendapat bantuan bedah rumah.
“Terkait bedah rumah, harus tanah sendiri, bukan masih berstatus warisan dan itu masalahnya, ketika masih terima BLT DD, dan dirapel tapi suli meroba karaktenya, terahir expos berita ini sedikit di sesal kan apa boleh buat,” tutup Harun penuh sesaal.
Sementara itu, lahan yang saat ini digunakan oleh Hammad adalah lahan milik orang tuanya yang sudah meninggal dunia.
Penulis: Ysf