Hari Terakhir Bimtek, Peserta Studi Tiru ke Kampung Tematik di Malang

Belopainfo.id – Lanjutan kegiatan Bimtek Pengembangan Kompetensi Personal bagi Pejabat JPT, Camat dan Lurah se-Kabupaten Luwu yang dilaksanakan oleh BKPSDM Luwu bekerjasama dengan BPSDM Provinsi Sulsel telah memasuki hari keenam (6) dan merupakan hari terakhir dari kegiatan Bimtek, Jumat (10/3/23).

Kali ini peserta melaksanakan Studi Tiru di Kota Malang tepatnya di Kantor Kecamatan Blimbing, Malang, Jawa Timur.

Rombongan peserta Bimtek Luwu yang dipimpin langsung oleh Kepala BKPSDM Luwu, H. A. Muhammad Ahkam Basmin, S.STP, bersama Kepala BPSDM Prov Sulsel, Prof Dr Muhammad Jufri, M.Si., M.Psi, Psikolog.

Camat Blimbing, Nina Sudiarty, S.STP.,M.Si, didampingi Lurah Purwantoro, Dwi Cahyono, ST.,M.MT, bersama Staf kecamatan menyambut baik rombongan peserta Bimtek Luwu di halaman Kantor Camat Blimbing dan mengucapkan, “Selamat datang kepada Rombongan Bimtek dari Kabupaten Luwu”.

H. A. Muhammad Ahkam Basmin, saat memberikan kata sambutan sekaligus menyampaikan maksud dan tujuan Bimtek yang diikuti Pejabat JPT, Camat dan Lurah se-kabupaten Luwu. Dan menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Kota Malang terkhusus Camat Blimbing dan kelurahan Purwantoro yang menerima rombongan peserta Bimtek Luwu.

“Terima kasih kepada pemerintah kota Malang khususnya Camat Blimbing serta stafnya juga kepada Lurah Purwantoro, kami pribadi sangat mengapresiasi dan percaya akan dampak positifnya setelah kami melaksanakan studi Tiru di Blimbing” Ungkapnya.

“Saya harap kepada seluruh peserta agar mengikuti kegiatan ini dengan baik dan memanfaatkan kesempatan ini pada sesi dialog, agar kita bisa membawa ilmu yang kita peroleh disini, demi masa depan Luwu ke depannya” Harap Andi Ahkam Basmin.

Diketahui, Kantor Camat Blimbing terletak di Jl. Raden Intan No.14, Polowijen, Kec. Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, dan memiliki luas lokasi perkantoran kurang lebih 6.000 meter persegi. Seperti yang diketahui bahwa wilayah hukum Kecamatan Blimbing dengan luas wilayah 17.76.Km, 11 Kelurahan, 956 RT, 130 RW dan 189.000 jiwa penduduk sesuai data per tahun 2022 akhir.

Salah satu Kelurahan yang dijadikan Lokus kali ini, yakni Kelurahan Purwantoro yang dipimpin oleh Dwi Cahyono, ST.,M.MT, memiliki luas wilayah 2,28 Km² dengan jumlah penduduk 30.161 jiwa, dalam 10.050 KK, 158 RT dan 24 RW.

Sebagai Lokus Studi Tiru bagi rombongan dari Luwu tentunya Kelurahan Purwantoro memiliki keunggulan tersendiri, dengan latar belakang keunggulan yang pernah diraihnya. Sukses meraih predikat sebagai Kelurahan Berseri Madya tahun 2018, Kelurahan Purwantoro semakin bersemangat mewujudkan cita-cita menuju Kelurahan Berseri Mandiri di Tingkat Nasional. Atas capaian tersebut Camat Blimbing menunjuk Kelurahan tersebut sebagai titik Lokus. Kecamatan Blimbing terdiri dari 5 Kelurahan sekaligus sebagai Kampung Tematik di Malang.

Nina Sudiarty, saat memberikan kata sambutan mengatakan bahwa kunci kesuksesan Camat dan Lurah di Blimbing bukan karena Camat atau Lurahnya. Melainkan adanya pahlawan yang lebih proaktif, yakni ada ketua RT dan ketua RW. Yang tidak pernah berhenti membangun kekompakan dengan masyarakat secara kontinyu dan membangun kegotongroyongan. Sehingga ada pencapaian yang hari ini kita jadikan materi dalam kegiatan Studi Tiru.

“Kesuksesan Blimbing yang Kelurahan Purwantoro adalah kerja keras para ketua RT dan RW, mereka ini adalah pemimpin perubahan pada masyarakat. Keberadaan ketua RW dan RW memiliki peran sangat vital dan strategis, karena menjadi penghubung antara pemerintah dan masyarakat” Ungkapnya.

“Masyarakat kita hanya butuh motifator dari kita, seorang pemimpin yang sukses itu lebih banyak di lapangan dari pada duduk di kantornya. Sambutannya, salah satu contoh, tanda tangan Lurah lewat HP, Camat demikian, di Blimbing, Lurah dan Camat bertandatangan lewat HP, jadi tidak ada alasan bagi kami untuk tidak aktif dalam pelayanan meskipun kami sedang di luar kantor atau di luar daerah” Terang Nina.

Camat Nina Sudiarty, mencontohkan, di kantor Kecamatan Blimbing memiliki 5 orang petugas Satgas Banjir, “Mereka ini dari Pegawai Kontrak, tugasnya menangani banjir atau air yang meluap saat hujan. Kelima petugas Satgas banjir ini masuk kantor jam 8 pagi sampai jam 3:30, sama seperti Pegawai lainnya. Tapi kalau sore cuaca agak mendung mereka tidak boleh pulang. Mereka tinggal hingga hujan reda, kalau ada yang pulang kemudian hujan dan ada kejadian saya pecat, tegas Nina.

Nina, tidak pernah diam, dirinya terus berupaya melakukan pendekatan secara persuasif kepada masyarakat. “Di kandang ayam sekalipun kita melakukan komunikasi dengan masyarakat, karena masyarakat kita terkadang tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, seperti sosialisasi dan lainnya. Sehingga kita perlu mendatanginya”.

Lebih jauh Nina membeberkan, “Karena setiap omongan kita, sebagai pejabat publik atau seorang Lurah pasti didengarkan oleh masyarakatnya, jadi jangan memilih tempat untuk melakukan komunikasi, dan jangan dibatasi. Kita kembali ke motivasi dan kekompakan, masyarakat itu sudah paham bahwa kita ini hanya tamu. merekalah yang memiliki kampung bukan camat atau lurah” Kuncinya.

Dikesempatan yang sama Dwi Cahyono, saat menyampaikan materinya bahwa dalam capaian di kelurahan Purwantoro yang dipimpinnya karena adanya, Local Heroes (pahlawan lokal). Local Heroes menurutnya seorang tokoh dengan kemampuannya menyatukan masyarakat yang majemuk, mampu menjadi pelopor untuk memberikan karya yang terbaik untuk lingkungan terdekat, ungkap Dwi Cahyono didepan peserta Bimtek.

“Eksistensi kampung tematik di Indonesia khususnya di kelurahan Purwantoro masih sangat tergantung dari figur-figur Local Heroes yang mereka miliki, kampung tematik sering kali tercipta dari kegilaan dan hasil pikiran out of the box (pemikiran yang keluar dari kotak) dengan kata lain ide-ide gila mereka yang positif” Terangnya.

Lanjut Dwi Cahyono membeberkan setiap pembangunan fisik di wilayah Kecamatan Blimbing selalu berkoordinasi dengan Tim Teknik dari instansi yang terkait. “Seperti kegiatan dari ketahanan pangan baru-baru ini kami tetap mendapatkan intervensi dari Dinas Pertanian” Tutup Dwi Cahyono.

Pos terkait