Luwu-Senin (23/3/2020). Jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu mengunjungi rumah kakak beradik yang mengidap penyakit berkebutuhan penanganan khusus di Lingkungan Banawa, Kelurahan Suli, Kecamatan Suli.
Kakak adik itu adalah Helsa (10), menderita Kelainan saraf di otak. Sedangkan adiknya bernama Gufran (5), mengalami kelainan jantung bawaan.
Sekretaris Dinas Kesehatan Luwu, dr. Rosnawary, M. Tr. Adm. Kes mengatakan, kunjungan ini dilakukan untuk memantau langsung kondisi kedua anak. Selain itu meminta kepada kedua orang tua Haeruddin dan Rahmawati agar dilakukan perawatan secara intensif kepada kedua anaknya.
“Kami turun langsung melihat kondisi kedua anak ini, sekaligus meminta kesediaan orangtuanya untuk mengizinkan kami melakukan pemeriksaan dan perawatan intensif terhadap kedua anaknya di RSUD Batara Guru Belopa,” ucap dr.Rosnawary.
Lanjutnya dr.Rosnawary, kondisi sakit kedua anak ini harus ditangani secara khusus oleh dokter ahli, sebab tergolong penyakit yang kronis. Namun karena pihak orang tua enggan membawa anaknya untuk dirawat ke fasilitas kesehatan lanjut. Maka pihak Dinkes Luwu meminta kesediaan orang tua agar kedua anaknya dapat diizinkan untuk dirawat intensif di RSUD Batara Guru.
“Sejak tahun 2015 hingga saat ini, Tim dari Puskesmas Suli terus melakukan penanganan terpantau terhadap kondisi kedua anak ini. Bahkan, pernah tim dari Puskesmas Suli dengan inisiatifnya sudah membawa Gufran untuk diperiksa ke dokter spesialis anak di Belopa. Karena kondisi penyakit si anak, maka dokter ahli anak di Belopa menyarankan untuk memberikan rujukan serta pemeriksaan lanjutan dan perawatan intensif ke Makassar, tetapi kedua orang tuanya menolak dengan pertimbangan dan alasan tertentu,” ujar Tenaga pelaksana gizi PKM Suli, Hj. Aisyah Kadir dan Hj. Munawarah yang turut dalam kunjungan itu.
Hj. Munawarah menambahkan bahwa, pihak Puskesmas Suli tak pernah berhenti memantau kondisi kedua anak tersebut, termasuk rutin memberikan asupan gizi berupa biskuit dan susu di setiap bulannya. Namun, karena penyakit yang diderita kedua anak ini bukan penyakit biasa, sedang ketersediaan tenaga dan fasilitas yang sangat terbatas, maka tentunya layanan penanganan medis yang diberikan belum sesuai dari yang seharusnya.
“Untuk meyakinkan orangtuanya, bahwa kondisi anaknya butuh penanganan khusus di rumah sakit yang ada dokter ahli dan dilengkapi fasilitas medisnya, kami berinisiatif membawa Gufran ke dokter spesialis anak beberapa waktu lalu. Setelah itu kami sampaikan hasil pemeriksaannya bahwa harus dirujuk ke Makassar. Namun dengan pertimbangan dan alasan tertentu, orangtuanya enggan membawa anaknya ke Makassar,” ucap Hj. Munawarah.
Ayah Helsa dan Gufran, Haeruddin, yang juga Kepala Lingkungan Banawa Kelurahan Suli, membenarkan bahwa Gufran sudah diperiksa oleh dokter spesialis anak dan hasilnya dirujuk untuk pemeriksaan lanjutan dan perawatan intensif di rumah sakit yang representatif di Makassar.
Haeruddin selaku orang tau mengatakan, bahwa sebelumnya Helsa, anak saya sudah pernah dirawat di salah satu rumah sakit di Makassar, tapi karena pertimbangan lain maka saya membawa anak saya pulang kembali ke kampung. Kemudian dari pihak Puskesmas Suli melalui dokter dan pengelola program gizi membawa anak saya Gufran untuk diperiksakan ke dokter spesialis anak di Belopa. Hasil pemeriksaannya harus di rujuk ke Makassar, tapi dengan alasan tertentu kami selaku orangtua menolaknya.
“Mengenai penyampaian ibu Sekretaris Dinkes Luwu tadi, yang meminta untuk mengizinkan kedua anak kami diperiksa dan dirawat intensif di rumah sakit Belopa, kami mohon waktu untuk membicarakannya di internal keluarga kami. Insya Allah beberapa hari kedepan akan disampaikan hasil kesepakatan keluarga kami ke ibu sekretaris,” kata Haeruddin*
Editor: CSD