KPU Luwu Gelar Sosialisasi Pendidikan Pemilih Segmen Perempuan

  • Whatsapp

Belopainfo.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Luwu menggelar kegiatan sosialisasi Pendidikan Pemilih Segmen Perempuan di Warkop Wija To Luwu (WTL). Kamis (30/11/23).

Plh Ketua, Muhammad Samsir G sebelum membuka acara dalam sambutannya sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini adalah untuk membahas tentang bagaimana partisipasi perempuan dalam momentum politik 2024.

Menurutnya, selama ini perempuan hanya dipandang dalam melaksanakan tugas hanya di dapur, kasur dan sumur saja. ia menyampaikan bahwa minsed itu harus dihilangkan karena perempuan juga meliki peran penting dalam dunia politik.

Di dalam UU sudah diatur bahwa keterwakilan perempuan dalam kontestasi politik ada sebanyak 30%. ditambah dengan adanya support sistem yang memberikan peluang terhadap perempuan untuk meningkatkan partisipasi dalam kontestasi politik.

“Kita harapkan partisipasi perempuan dalam politik, karena populasi perempuan jika diliat dari jumlah DPT, perempuan memiliki jumlah terbanyak dan untuk mengefektifkan posisi perempuan baik dipilih maupun dipili kita tetap senantiasa melakukan sosialisasi untuk meningkatkan peran perempuan di dalam politik yang akan dilaksanakan pada 2024 mendatang,” ujarnya.

Sementara itu, Dalam kegiatan ini pula menghadirkan Mantan Anggota KPU Kabupaten Luwu, Abdul Tayyib sebagai narasumber dalam kegiatan Sosialisasi Pendidikan Pemilih Segmen Perempuan.

Abdul Tayyib mengatakan bahwa yang paling merasakan problem perempuan ada pada perempuan, masalah ekonomi, tentu perempuan yang paling tahu sehingga peran perempuan sangat diharapkan.

“Keterwakilan perempuan mampu melahirkan kebijakan-kebijakan yang memperkuat generasi yang akan datang, karena kebijakan ini terkait eksistensi dimasa yang akan datang karena sentuhan kebijakan yang langsung dirasakan oleh perempuan itu sendiri,” imbuhnya.

Melihat perubahan dapil untuk pemilihan Calon Legislatif di Kabupaten Luwu, Abdul Tayyib menyampaikan bahwa apa yang bisa diambil keuntungan dari 4 menjadi 8. jika sebelumnya dengan jumlah 4 dapil dengan begitu wilayah begitu luas tentu tidak menguntungkan perempuan, karena waktu perempuan sangat banyak berbeda dengan laki-laki.

Berbeda dengan perubahan kali ini dengan jumlah 8 dapil dengan luas wilayah yang misalnya ada 9 kecamatan tentu mobilitas laki-laki lebih rendah dibandingkan dengan perempuan.

Dengan investasi perempuan dengan jumlah dapil yang kecil tentu menguntungkan perempuan karena urusan sosial dalam kekeluargaan, kematian, pernikahan, dan pengajian, tentu menguntungkan perempuan dalam membangun hubungan sosial karena ada banyak ruang-ruang untuk menjalin komunikasi,” jelasnya.

Namun, sambung Abdul Tayib, hal itu tidak cukup jika perempuan hanya berjuang sendiri, faktanya jumlah DPT perempuan lebih banyak dari pada laki-laki dan suara perempuan belum tentu disuarakan oleh perempuan. Kembali lagi kepada bagaimana perempuan mampu berkolaborasi dengan baik untuk melihat potensi-potensi untuk bertarung dalam keterwakilan perempuan.

“Kenapa harus ada sinergitas semua lembaga keperempuanan untuk ikut mengambil peran dalam menyuarakan suara-suara perempuan, dengan adanya keterwakilan kaum perempuan untuk menentukan arah kebijakan. Dengan adanya Kolaborasi yang baik antara lembaga-lembaga keperempuanan dan menyatukan Visi misi sehingga keterwakilan perempuan dapat terwakilkan ketika adanya kontestasi politik,” harapnya.

Pos terkait