Luwu-Sabtu (04/04/2020). Imbauan pemerintah kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19, tentu hal ini akan mengakibatkan masalah baru bagi masyarakat kecil. Khususnya dalam memenuhi kebutuhan pokok.
Sebelum penyaluran sembako, Pemerintah Desa Bonelemo bekerjasama dengan Satgas desa telah melakukan survey dan mendata masyarakat yang terdampak covid-19 di Desa Bonelemo, Kecamatan Bajo Barat, Kabupaten Luwu.
Penyaluran sembako prinsipnya dilakukan untuk meringankan beban dari masyarakat yang memang terdampak Covid-19, baik yang status Self Monitoring, ODP, PDP dan yang tidak lagi memiliki penghasilan karena aktivitasnya sementara dibatasi oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19.
Kepala Desa Bonelemo Baso SH, saat di hubungi Belopa Info via whatshapp, mengatakan jika pemerintah membatasi aktivitas masyarakat maka pemerintah harus menyiapkan kebutuhannya, khusunya dalam hal kebutuhan pokok.
“Sebelum menyalurkan bantuan, Satgas Desa Bonelemo telah melakukan survey ke rumah-rumah warga untuk memastikan warga yang memang mendesak keperluannya sehingga penyaluran bantuan tepat sasaran,” ujar Baso.
Lanjut Baso menjelaskan bahwa ada sekitar 360 kepala rumah tangga yang ada di Desa Bonelemo, sehingga kita harus selektif melihat siapa yang benar-benar mendesak kebutuhannya untuk mendapatkan bantuan. Tapi untuk bulan April ini, di perkirakan sampai 10 persen yang mendapatkan bantuan dari keseluruhan kepala rumah tangga yang ada di Desa Bonelemo.
Baso menerangkan akan jumlah stok yang sudah disiapkan oleh Satgas yang siap dibagikan kepada masyarakat.
“Sejauh ini stok kebutuhan pokok seperti beras sudah ada sekitar 2 ton dan sagu sekitar 50 karung kecil. Dan besok akan disalurkan kembali, untuk penyaluran bantuan sepenuhnya diserahkan kepada
Satgas Desa, pemerintah desa hanya mengevaluasi saja. Semoga wabah Covid-19 segera mereda, agar masyarakat dapat beraktivitas kembali seperti semula,” terang Baso.
Sementara itu, sumber dana yang digunakan merupakan pinjaman yang sifatnya tidak terikat dan juga swadaya dari masyarakat.
“Untuk sementara kita melakukan pinjaman setelah pencairan dana desa akan digantikan,” tutur Baso.
Sebelum menutup, Baso menyampaikan pesan dalam bentuk bahasa daerah sibungkaran kurin siuloran allotin/umbui matumba tirri’na to’ riu’, innang pajaiyya” (sekarang saatnya kita harus bekerja sama/walau bagaimanapun besarnya masalah pasti akan selesai).
Reporter : YSF
Editor : AS