Hari Buku Nasional dan Perpustakaan Sepi yang Menghibur Dua Siswi SMA

Belopainfo – Hari Buku Nasional diperingati pada 17 Mei 2022, dideklarasikan pada tanggal 17 Mei 2002. Begitupun dengan Perpustakaan Nasional yang didirikan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0164/0/1980 tanggal 17 Mei 1980 yang ditandatangani oleh Dr. Daoed Joesoef.

Perpustakaan Umum Belopa setelah duhur, beberapa rak berisi tumpukan buku yang rapi tapi terlihat kusam, pinggiran buku yang berdebu, tak ubahnya tumpukan barang yang tidak lagi diperhatikan.

Perpustakaan umum yang berada kompleks perkantoran daerah Pemkab Luwu tampak sunyi. Melewati pintu yang terbuka lebar, terlihat beberapa staf yang sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Melihatku masuk salah satu di antara mereka melontarkan pertanyaan, “Kenapa pak, cari buku apa?,” tanyanya kepada saya.

Tersenyum kusapa mereka untuk menjawab pertanyaan dengan nada pelan “Wah sunyi ya bu, padahal hari ini peringatan Hari Buku Nasional,” jawabku kepada mereka sambil tersenyum.

Mendengar perkataanku mereka saling melirik satu sama lain. Ternyata, mereka lupa kalau hari ini adalah Hari Buku Nasional. Nampak di wajah mereka tersipuh malu dan seketika itu terlupakan dengan suara tawa yang terdengar di seluruh ruangan.

Setelah menyapa para staf, kulangkahkan kaki menuju rak buku yang tampak berdebu memilah judul. Kuraih dua buah buku sambil menyeka debu tipis yang melekat disampulnya dengan telapak tangan.

Saat membuka lembaran buku kutemukan sebuah kalimat, ungkapan seorang tokoh, “Membaca adalah sesuatu yang sangat penting dan memberikan anda pengetahuan, serta berbagi hal baru pada setiap harinya. Bahkan, ia lebih penting dari pada makan. Anda boleh saja lupa untuk makan, tetapi jangan pura-pura melupakan menu bacaan anda,” kutip Jim Rohn.

Saya masih menikmati buku di pojok perpustakaan, tak ada pengunjung lain, sepi hanya suara staf bercerita, dan kendaraan yang melalui jalan raya, sesekali suara lembaran buku karena gerakan tanganku turut menambah suasana sepi.

Kulirik gawai yang sejak tadi bisu dan menekan tombol power, kutatap layar tak terasa setengah jam berlalu. Tetiba saja dua siswi masuk ke dalam perpustakaan lalu mengambil buku bacaan mereka masing-masing. Dari pakaiannya mereka adalah pelajar menengah atas. Diraih buku dari rak dan membaca di sebelah meja tempatku.

***

Lembar demi lembar dibuka, meski menggunakan masker, mereka terlihat serius. Seakan begitu meresapi, dan menghayati kalimat-kalimat. Nampak dari gerakan mata mereka mengikuti baris-baris kalimat di dalam buku.

Sejak awal membaca tak sekali pun tangan mereka menyentuh gawai. Membiarkan kesempatan itu untuk buku, tanpa ada aktivitas lain. Menikmati bacaan dan memanfaatkan waktu saat berada di ruangan kedua selain alam raya, sebagaimana yang disebutkan beberapa orang bahwa buku adalah cerminan dari realitas.

Kutinggalkan tempatku berjalan menuju ke meja tempat mereka membaca. Sejak tadi saya penasaran hendak mengajak mereka berbincang. Sambil menyapa kuajukan pertanyaa kepada mereka

“Baca buku apa?,” tanyaku

Mereka mengangkat buku masing-masing, memperlihatkan sampul.

“Saya baca komik kak,” kata Akila

“Kalau saya baca Novel,” kata Aura.

Saya melanjutkan pertanyaan untuk mengingatkan mereka tentang Hari Buku Nasional, “Kalau hari ini memperingati hari apa,” tanyaku pada keduanya.

Awalnya mereka saling melirik satu sama lain dan serempak menjawab “Hari Membaca,” Jawaban yang kurang tepat tapi mereka melakukannya saat itu.

***

Tak banyak di antara kita yang punya hobi membaca sedari duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) hingga memasuki jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), seperti yang dilakukan oleh dua siswi SMA Negeri 1 Belopa ini.

Akila (16) dan Aura (16), keduanya adalah siswi kelas X, SMAN Negeri 1 Belopa. Mereka sering menyempatkan membaca buku sepulang sekolah di perpustakaan.

Akila yang merupakan warga Desa Ulo-ulo, Kecamatan Belopa, lebih menyukai membaca komik, perpaduan antara teks dan gambar membuatnya lebih mudah memahami pesan-pesan yang tersampaikan dalam bacaan.

“Lebih suka baca buku komik dengan genre action dan romantis,” ujar Akila.

Ketika berada di ruang Perpustakaan, mereka menghabiskan waktu sekitar satu hingga dua jam untuk membaca. Saat membaca mereka sangat jarang menggunakan handphonenya. Seakan membaca adalah sesuatu yang sangat istimewa.

“Kalau di perpus lebih fokus baca buku, karena tujuannya untuk baca buku, jadi hp silent sampai selesai baca buku,” ujar Akila.

Sementara, Aura warga Belopa. Berbeda dengan Akila, ia lebih gemar dan terhibur ketika membaca novel. Akunya dia tak pilah-pilah karena ia menyukai semua jenis genre novel.

“Kalau saya meyukai semua gendre novel kak,” kata Aura.

Berada di dalam perpustakaan sepulang sekolah, menurut mereka bukan hanya sekadar membaca, tapi juga untuk menghibur setelah berjam-jam belaj di sekolah. Mereka merasa terhibur saat membaca buku-buku yang mereka gemari.

“Kalau di sekolah, dapat materi, tugas dengan membaca buku-buku pelajaran, jadi kalau di perpustakaan kami bebas membaca baca komik dan novel yang kami sukai, yaa lebih banyak imajinasi,” kata Aura.

Setelah banyak berbincang dengan mereka, kuarahkan lensa kamera, mengabadikan moment mereka membaca. Laku mereka yang tak banyak dilakukan anak-anak seusianya.

Penulis: Ysf

Pos terkait