Pasangan Lansia di Padang Tuju, Hidup Tanpa di Sentuh Pemerintah

  • Whatsapp

Belopainfo- Minggu 9 Februari 2020, tersiar kabar dari salah satu media Online bahwa di salah satu dusun Desa Padang Tuju terdapat lansia hidup suami istri yakni Tahang usia 70 tahun dan Nursia dengan serba kekurangan. Tempatnya diperkirakan berjarak sekitar 15 kilometer dari Padang Sappa.

Selasa 11 Februari 2020, tim Belopa Info melakukan penelusuran untuk mengetahui secara pasti situasi dan kebenarannya. Pagi hari, sekitar pukul 10:00 Wita, kami berangkat menuju rumah yang bersangkutan tepatnya di Dusun Padang Lobo, Desa Padang Tuju, Kecamatan Bupon. Waktu yang ditempu untuk sampai di Desa Padang Tuju sekitar 30 menit. Karena lokasi yang tidak diketahui persis letak Dusun Lobo di mana, kami mencari warga di sekitar desa untuk bertanya. Dari keterangan warga tersebut, akhirnya kami mengetahui jalan ke Padang Lobo.

Menurut keterangan warga, Padang Lobo jaraknya jauh. Mendengar itu, tak mengurungkan niat kami. Kami tetap melanjutkan perjalanan Dusun Lobo. Kami melawati sungai kecil. Sungai yang kedalamannya sekitar 25 CM. Sudah 1 kilometer perjalanan, belum ada satu rumah pun yang kami lewati. Hanya pepohonan dan sawah terhampar luas. Selain itu, jalanannya kurang bagus. Jalannya penuh berbatuan serta banyak berlubang yang digenangi air.

Perjalanan sudah lumayan jauh, namun kami pun belum mendapatkan rumah. Kami baru mendapati pondok-pondok kebun. Tak lama kemudian, dari kejauhan rumah mulai muncul itu pun hanya satu per satu. Setelah itu, kami sudah mendapatkan papan nama Dusun Padang Lobo. Kami berpikiran mungkin rumah tujuan sudah dekat. Namun ternyata masih jauh.

Untuk memastikan letak rumahnya di mana. Kami pun bertanya pada warga. Namun warga tersebut tak mengenal Tahang. Kami mencari warga lain untuk dimintai keterangan. Setelah jauh jalan yang kami lalui, baru kami dapat warga kembali. Kembali kami menanyakan namun orang tersebut juga tak mengenalnya. Untuk memperjelas yang kami maksud, kami perlihatkan foto rumah Tahang. Akhirnya, dia memberi keterangan bahwa ini di daerah Tanah Bolong.

Tanah Bolong adalah nama lain dari daerah dusun Padang Lobo. Ternyata daerah itu sudah kami lewati. Akhirnya kami putar motor kami menuju daerah yang di maksud. Untuk memastikan kebenarannya, kami bertanya pada warga yang lain. Keterangan yang sama diberikan dengan warga sebelumnya. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Baru sekitar pukul 12 siang, kami menemukan rumah Tahang.

Selanjutnya, kami langsung mendatangi rumahnya. Kami memberi salam. Tak lama kemudian keluarlah Nursia istri Tahang. Sayangnya Tahang tak kami temui. Menurut Nursia (istrinya) ia sedang ke pasar membatu orang jadi buruh pasar. Ini salah satu cara Pak Tahang untuk menghidupi istrinya.

Kehidupan sehari-hari Nursia dan Tahang sangat memprihatinkan. Kehidupan mereka serba kekurangan. Nursia dan suaminya hanya tinggal berdua. Tak memiliki keluarga di Luwu. Mereka tidak mempunyai anak. Tahang adalah suami kedua Nursia. Nursia menikah dengan Tahang setelah suami pertamanya meninggal. Tahang dan Nursia adalah kelahiran Soppeng. Mereka sudah lebih 10 tahun di daerah ini.

Rumahnya berada di antara kebun. Tanah tempat tinggal rumahnya adalah tanah pemilik kebun yang Tahang garab. Sebelumnya mereka tinggal di dalam kebun, mereka tinggal bersama pemilik kebun dan beberapa warga lainnya namun berselang beberapa tahun kemudian pemilik kebun dan beberapa warga lainnya meninggalkan tempat tersebut. Dan hanya menyisakan Tahang dan Nursia.

Nursia

Sekitar dua tahun lalu, Tahang dan istrinya, kini tinggal di luar kebun. Seorang warga Padang Sappa memberikan tempat tinggal untuk sementara. Selama ini, pasangan suami istri ini, bertahan hidup dengan menjadi buruh tani. Usia yang tidak mudah lagi, Tahang tetap harus bekerja sekuat tenaga. Sebab hanya dengan cara itu mereka bisa bertahan hidup. Tahang bersama istrinya, tidak mempunyai tanah atau lahan sendiri sedikit pun. Dan selama ini Tahang dan istrinya belum pernah tersentuh oleh pemerintah padahal mereka sudah menjadi warga setempat ini dibuktikan dengan kartu tanda penduduk yang mereka punya.

Sedangkan menurut tetangga Tahang dan Nursia atas nama Hijriani, saat dimintai keterangan mengatakan jika mereka memang adalah keluarga yang hanya hidup berdua suami istri. Hidup dengan tidak mempunyai tanah dan keluarga. Juga membenarkan jika mereka berdua, selama ini tidak pernah mendapatkan bantuan. Padahal menurutnya, meraka sangat layak untuk mendapatkan bantuan.

Selanjutnya setelah itu, kami putuskan untuk bertemu dengan pemerintah setempat dalam hal ini kepala desa untuk menanyakan terkait warganya tersebut, namun Kepala Desa Padang Tuju sedang tidak berada di kantor desa. Kami berinisiatif mendatangi rumahnya juga tidak sedang berada di rumahnya. Hingga berita ditayangkan kami belum mendapat penjelasan dari pemerintah setempat.

Reporter : WM
Editor. : AS

Pos terkait