BelopaInfo – Luwu. Rabu (12/08/2020). Pasca dilantik sebagai kepala desa Suradi DM mengambil langkah awal pemerintahannya adalah membenahi kantor desa. Tidak hanya sekedar membenahi, kantor desa ini memiliki sebuah nilai tambah dengan adanya contoh pertanian pekarangan.
Ide kepala desa termuda di Kabupaten Luwu ini bukan isapan jempol semata, berkat usahanya kini di Desa Lamunre Tengah telah banyak warga yang memanfaatkan pekarangn rumah dengan menanam sayuran. Kantor desa menjadi sebuah percontohan untuk warga desanya.
Pandemi Covid-19 di awal bulan Maret, saat pembatasan sosial terjadi. Ketahanan pangan menjadi masalah yang mendapat perhatian, karena kondisi ekonomi masyarakat anjlok saat itu.
Melihat kondisi ini Pemerintah Desa Lamunre Tengah dengan kondisi luas desa yang hanya 3 km persegi mesti berpikir untuk ketahanan pangan warganya. Walau sudah dapat memberikan edukasi dengan pertanian di pekarangan, namun Suradi ingin melihat warganya dapat berusaha secara kelompok.
“Kantor desa bagi saya adalah sebuah cerminan bagi masyarakat, hingga tidak hanya sekedar tempat administrasi tapi juga terdapat nilai edukasi/ pendidikan bagi masyarakat. Terlebih lagi Lamunre Tengah adalah desa yang luas wilayahnya kecil memastikan lahan pertanian untuk pangan menjadi masalah yang harus bisa dipecahkan,” kata Suradi saat dikonfirmasi.
Melalui anggaran Kelompok Wanita Tani (KWT) dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Desa Lamunre Tengah membentuk KWT Maju Bersama. Beranggotakan 30 orang mereka memulai aktifitas bertani pada sebuah lahan kosong di tengah Pandemi Covid-19.
Suradi membuat sebuah aturan untuk anggota KWT, dimana setiap anggotanya harus memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam dengan wadah dan bibit difasilitasi pemerintah desa melalui rumah bibit KWT.
Hal ini pula yang membuat Suradi mencoba menjaga kondisi ekonomi dan pangan warganya dengan mengusahakan sumber pangan mandiri. Dalam penyaluran BLT DD juga tak ketinggalan, pemerintah desa menganjurkan masyarakat tidak hanya menggunakan dana tersebut untuk pangan semata. Tapi dana itu dapat digunakan membuat sumber pangan mandiri.
“Di masa pandemi semua orang merasakan efeknya secara ekonomi, termasuk tentang ketersediaan pangan juga akan berdampak. Kami menganjurkan kepada masyarakat melalui KWT dan apa telah kami lakukan sebelumnya di kantor desa (hidroponik dan aquaponik) agar masyarakat bisa mencontoh hal tersebut untuk menjadi sumber pangan mandiri. Minimal dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga dari sisi kebutuhan pangan,” ungkap Suradi.
KWT Maju Bersama pun hari ini telah menjadi sebuah percontohan bagi desa lain, hingga mendapat apresiasi dari Kadis Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan Ir. Hj. Fitriani, M.P. yang berkunjung secara langsung ke lahan KWT.
Hj. Fitriani mengatakan sangat mengapresiasi KWT Maju Bersama Lamunre Tengah karena dengan waktu yang singkat sudah bisa berjalan secara maksimal. Selanjutnya KWT ini belum cukup setengah tahun telah melampaui target seperti yang diharapkan oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan.
“KWT Desa Lamunre Tengah ini hanya dalam waktu singkat sudah bisa berjalan secara maksimal dan apa yang diperlihatkam dilahan KWT ini lebih dari terget yang kami harapkan sebelumnya,” ungkap Hj. Fitriani dalam kunjungan beberapa waktu lalu di Desa Lamunre Tengah.
Reporter: YSF
Editor: CSD