Dari Swasembada 2022, Agrobisnis, Penanganan Stunting hingga Posyandu untuk Lansia

  • Whatsapp

Hayarna Basmin merupakan alumni S3 Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI), semenjak menjabat sebagai ketua TP PKK Luwu, maka PKK Luwu mengalami geliat. Programnya dinilai cukup menjanjikan. Salah satu program unggulan dalam sektor ketahanan pangan yakni Gerakan Tanam Serentak (Gertak). Gertak ini, adalah sebuah program yang memiliki target utama bahwa Luwu 2022 akan swasembada sayur mayur. Namun bagaimana strategi TP PKK Luwu dalam mencapai target tersebut, maka tim Belopa Info melakukan wawancara yang dilalukan 1 Maret 2020 lalu. Petikan wawancara berikut merupakan kelanjutan dari wawancara sebelumnya dengan judul PKK Luwu dan Swansembada Sayur Mayur 2022. Adapun lanjutkan petikan wawancara dengan Ketua TP PKK Luwu dengan Belopa Info sebagai berikut:

Strategi konkret PKK yang dilakukan dalam mensukseskan progam Gertak PKK?

Bacaan Lainnya

Yang pertama bagaimana program Gertak ini sampai ke desa. Perlu kita ketahui bersama sebelum kami bertindak, terlebih dahulu kami perbaiki manajemen. Pengurus tidak hanya sekadar di SK saja. Namun mampu berbuat dan bekerja. Kuncinya ada pada manajemen. Salah satu bentuk manajemen yang kami lakukan adalah koordinasi yang baik antara pengurus PKK kecamatan dan desa. Kami meningkatkan intensitas pertemuan. Setiap Pokja di PKK didorong untuk melakukan kegiatan sesuai tupoksinya.

Kembali ke program Gertak jadi strategi kami yakni tahapan pertama pengurus PKK kecamatan mengundang desanya untuk memberi imbauan akan program ini. Semacam sosialisasai program. Selain itu, ini juga telah dikomunikasikan dengan dinas terkait yakni Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) untuk membantu mensosialisasikan ke desa-desa. Adapun isi sosialisasi terkait konsep program hingga awal pelaksanaan program yakni tanggal 13 Februari 2020. Selain itu disampaikan juga bahwa ada limit waktu yang disepakati dipertemuan itu bahwa kita melakukan aksi serentak tanggal sekian. Dan disepakati tanggal 13 Februari itulah. Dan ini sudah diharapkan tersosialisasi ke 207 desa dan 20 kelurahan karena melalui DPMD dan kecamatan mengundang desa dan kelurahan tersebut.

Sumber anggaran dari mana dan berapa?

Kita tahu bahwa sasaran utama program ini adalah masyarakat di desa, maka disampaikanlah bahwa semua gerakan-gerakan kita ini, peruntukannya ke masyarakat di desa maka melekatlah ke masing-masing desanya dan anggarannya juga melekat di setiap desa melalui dana desa. Adapun jumlahnya berapa, tergantung kebutuhannya berapa, dan itu sudah disampaikan ke pemerintah desa.

Ada beberapa desa yang belum mengetahui atau terlambat mendapatkan informasi jika ada program seperti ini serta biayanya dilimpahkan ke desa. Akibatnya ada beberapa desa yang kebingungan dan tidak menganggarkan karena tidak masuk pada pembahasan perencanaan RKPDes sehingga tidak bisa dianggarkan. Bagaimana tanggapan Ibu mengenai kasus seperti ini?

Kami sudah sampaikan ke mereka jauh-jauh hari sebelumnya. Sudah disampaikan ke mereka Dinas DPMD yang sampaikan ke mereka kalau biayanya itu dilimpahkan ke desa dan dianggarakan ke APBDes. Kalau ada yang belum sampai mungkin mereka belum baca penyampaian dari DPMD atau dan PKK tingkat kecamatan dan desa masing-masing.

Apakah sebelumnya PKK secara kelembagaan melakukan forum pertemuan semua desa dan mendialogkan program ini?

Jadi saya selaku Ketua TP PKK Luwu, saya juga masuk Anggota Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu pernah melakukan pertemuan rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu, di mana menghadirkan seluruh camat se Kabupaten Luwu, di sinilah disampaikan program ini. Dari pertemuan itu, melahirkan rekomendasi pertemuan dan disepakati gerakannya PKK Luwu pemanfaatan lahan pekerangan rumah dengan menanam sayur dan toga. Dan Alhamdulillah menjadi gerakan serentak menanam dan gerakan serentak menanam kita sepakat tanggal 13 Februari yang lalu.

Kembali apakah TP PKK Luwu sudah melalukan pertemuan desa, itu belum. Namun masalah pertemuan dengan desa, camat sudah ditugaskan untuk mensosialisasikan ke desa-desa sesuai kesepakatan dalam pertemuan di Dewan Ketahanan Pangan, jadi kami anggap persoalan itu sudah selesai. Selain itu, kami juga sudah berkoordinasi dengan DPMD agar hal ini disosialisasikan.

Selain gertak, program apalagi dicanangkan PKK?

Yang tak kalah pentingnya sama pentingnya adalah program Gertak yakni yang masuk di Pokja 2 yaitu, Usaha Pendapatan Keluarga UP2K. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga kita ambil sampel kopi di Latimojong yang sempat juara 1 di tingkat provinsi, UP2K hasil dari kebun kopi yang ada di Latimojong itu belum ada mereknya, tugas dari TP PKK ini, bagaimana caranya berpikir agar dapat berinovasi kopi Latimojong memiliki merek.

Beberapa waktu yang lalu kami pernah berkunjung ke Latimojong, ternyata banyak di Latimojong pengusaha-pengusaha kecil kopi tapi tidak ada yang angkat atau kembangkan untuk memiliki pasar lebih luas dan besar. Saya tanyakan ke mereka (pengusaha kecil) itu, hasil dari menjual kopinya, dibelikan apa?

Mereka mengatakan dibelikan beras dan kebutuhan makanan lainnya. Saya kaget. Saya tanya lagi, sejak tahun berapa begini? Mereka katakan sejak dari zaman nenek moyang mereka. Artinya hasil menjual kopi mereka itu, hanya cukup untuk beli beras dan itu berlangsung sudah lama artinya mereka tidak pernah berkembang. Inilah tugasnya TP PKK Luwu membantu mengurus pasar dan surat izin untuk kelayalan konsumsi. Dan semua sudah kami uruskan. Kami bawa beberapa sampel untuk pameran di Makassar dan Alhamdulillah di pameran itu, kami juara satu, salah satunya berkat kopi Latimojong itu. Saat Gubernur Sulsel mengunjungi stand kami, dia bilang mampu tidak ini Luwu nanti kalau permintaannya keluar negeri besar menyediakan stok yang banyak.

Selain itu, apalagi program yang lain?

Selain program di atas, program selanjutnya, kita sinergitas dengan harapan pemerintah akan penurunan angka lahir bayi stunting. Kami di sini waktu pas datang sebagai pengurus TP PKK Kabupaten Luwu, angka bayi lahir stunting itu sekitar 34,9% tapi Alhamdulillah satu tahun terlewatkan sudah turun menjadi sekitar 18%. Itu berkat gerakan TP PKK Luwu dalam membangun sinergitas dengan Dinas-Dinas yang terkait. PKK Luwu memang punya kunjungan ke posyandu. Kami sudah jadwalnya 400 lebih posyandu di Kabupaten Luwu akan kami kunjungi dan melakukan sosialisai Stunting. Selain itu, kami juga berharap dan berkerja ke sana agar ada posyandu mandiri yang menangani lanjut usia (lansia). Selama ini, lansia cuman numpang di posyandu balita. Padahal idelanya mereka, lansia juga perlu di adakan posyandu tersendiri Insya Allah ke depan kita akan kerjakan itu secara bersama-sama.

Kembali ke program Gertak, jadi tahun 2020 ini TP PKK Luwu kan sudah aksi dengan program gertak. Nah untuk pengawalannya seperti apa yang dilakukan untuk mencapai target di 2022?

Seperti yang saya katakan tadi, bahwa pengurus Pokja itu masing-masing melekat untuk melakukan pengawalan secara terus menerus dengan cara qualiti control, yakni dengan turun langsung. Jadi kami sudah jadwalkan 207 desa 20 kelurahan untuk kami kunjungi. Ini sebagai langkah untuk mengawal. Intinya akan rutin melakukan kunjungan ke desa-desa guna melihat pemanfaatan pekarangan rumah. Harapannya dengan begitu target besar di 2022 akan tercapai. Selain itu, jika sudah tercapai target kita melangkah secara terus menerus kami berpikir untuk ketahanan pangan muaranya agrobisnis. Kan kalau sudah berjalan pemanfaatan lahan pekerangan, dan sudah memenuhi kebutuhan gizi rumah tangga. Itu artinya jangka pendek dan jangka menengah sudah berjalan. Tetapi untuk jangka panjangnya seperti apa kesejahteraan Luwu lewat ketahanan pangan? Di sinilah nantinya wilayah agrobisnisnya. Yakni penjualan secara profesional surplus hasil pemanfaatan pekerangan rumah tersebut.

Jika Luwu sudah surplus sayaur mayur, persiapan TP PKK untuk tindak lanjut agrobisnis itu seperti apa?

Kami sudah komunikasi ke dinas terkait. Katakanlah dinas yang dimaksud adalah Dinas Perdagangan. Kami berharap diberi data jumlah pasar yang ada di Kabupaten Luwu, jumlah pasar yang ada di setiap kabupaten di Sulawesi Selatan dan jumlah pasar yang ada di seluruh provinsi di Indonesia. Data-data jumlah pasar itu kami akan mendorong kerja sama tertulis MoU akan kesiapan kami dari Luwu menyuplai kebutuhan rumah tangga misalnya sayur mayur tersebut.

Reporter : WM
Editor : AS

Pos terkait